Hampir kusangka bidadari putih
Jika saja bayang hitamnya
tak berseteru denganku
Dalam malam bulan perak
Perlahan dia julurkan sayap,
memikat lelaki yang kukasihi,
"Betapa ingin aku bersanding denganmu
untuk kukenang bahwa kita telah merenda
asa yang sama,
mencicipi adonan kehidupan
dengan pahit manis yang serupa
Bahkan menetas, terbang dan tersungkur
di atas bumi yang tak berbeda,"
Hangat nafasmu merasuki pori-poriku
meluncur dalam aliran darah yang menggelegak
Hampir saja jemarimu lepuh kugenggam
saat kaubisikkan, "Bolehkah kusanding dia
dalam hitungan detik saja?"
Dalam malam bulan perak
keyakinanku menggelepar kesakitan
terpaksa langkahku surut ke belakang
Setelah menoleh pada riwayat cintaku
yang mungkin akan mati kaku
kujawab pintamu tanpa ragu
"Seharusnya perempuanmu cukup aku,
hanya aku"
Read more...