Perjalanan Suci
>> 13 November 2009
Dahulu kau tergelincir ke lembah kehancuran
terselubung kabut yang semakin pekat
Dengan tersengal, aku memekik di kejauhan
“Maaf, aku terlalu rapuh untuk merengkuhmu,
terlalu redup tuk sinari hidupmu!”
Nyaris tak percaya, seberkas keajaiban menuntunmu
Dengan langkah pasti kau temukan
jalan terang
Malam tadi, kau terdampar
dalam kalut tak berteman
terbesit rasa ingin menghampiri
memberimu satu kecupan dan ucapkan
‘Selamat malam’
Sayang, langkahku tercekal di sini
hingga kupasrahkan jiwamu
pada sang Penyelamat
Dia yang paling layak memberi kehangatan
Pagi ini, Dia mengundangmu ke istana langit
Memenuhi janji-Nya atas surga
yang teramat mewah
Langit biru semakin biru
Senyum hangat tersungging di wajah fajar yang merona
Semesta telah bersolek hanya untuk menyambutmu
Mengucur deras segala ketakjuban
Kubayangkan kasih sayang-Nya terbentang megah
Yakin bahwa segalanya telah menjadi kekasihmu
Karena kau cintai Dia lebih dari
apapun yang tercipta
atas cinta-Nya
terselubung kabut yang semakin pekat
Dengan tersengal, aku memekik di kejauhan
“Maaf, aku terlalu rapuh untuk merengkuhmu,
terlalu redup tuk sinari hidupmu!”
Nyaris tak percaya, seberkas keajaiban menuntunmu
Dengan langkah pasti kau temukan
jalan terang
Malam tadi, kau terdampar
dalam kalut tak berteman
terbesit rasa ingin menghampiri
memberimu satu kecupan dan ucapkan
‘Selamat malam’
Sayang, langkahku tercekal di sini
hingga kupasrahkan jiwamu
pada sang Penyelamat
Dia yang paling layak memberi kehangatan
Pagi ini, Dia mengundangmu ke istana langit
Memenuhi janji-Nya atas surga
yang teramat mewah
Langit biru semakin biru
Senyum hangat tersungging di wajah fajar yang merona
Semesta telah bersolek hanya untuk menyambutmu
Mengucur deras segala ketakjuban
Kubayangkan kasih sayang-Nya terbentang megah
Yakin bahwa segalanya telah menjadi kekasihmu
Karena kau cintai Dia lebih dari
apapun yang tercipta
atas cinta-Nya
0 Komentar:
Posting Komentar